Komunitas Tionghoa di Blora menyambut Tahun Baru Imlek 2571 dengan penuh kekhidmatan. Selain doa pada malam pergantian tahun, umat juga melaksanakan Sembahyang King Thi Kong—sebuah tradisi penting yang dilaksanakan sembilan hari setelah Imlek, tepatnya pada Sabtu (1/2/2020) malam.
Ritual yang dikenal juga sebagai “sembahyang meja tinggi” ini digelar di Klenteng Hok Tik Bio Blora. Acara berlangsung dari pukul 23.00 hingga 01.00 WIB dini hari, diawali dengan puasa dan pantangan sebagai bentuk penyucian diri.
Bambang Suharto, mewakili Ketua Yayasan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hok Tik Bio, Budilistijo Suboko, menjelaskan bahwa sembahyang King Thi Kong adalah bentuk penghormatan dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa (Thi Kong) atas rahmat yang telah diberikan.
“Ini adalah salah satu sembahyang besar dalam tradisi Klenteng. Kami memaknainya sebagai bentuk penghormatan kepada Tian atau Tuhan, yang memberikan kehidupan kepada umat manusia,” ujar Bambang.
Ia menambahkan, meski tidak semua umat beragama Buddha atau Konghucu, tradisi ini tetap dijalankan oleh masyarakat Tionghoa sebagai bentuk pelestarian nilai-nilai leluhur. Sebagian melaksanakannya di rumah masing-masing, namun tak sedikit pula yang datang ke Klenteng.
Uniknya, perayaan ini turut dimeriahkan oleh suguhan seni karawitan yang dibawakan siswa-siswi SD Kartini Blora. Karawitan, menurut Bambang, menjadi bagian dari tradisi yang telah melekat sejak lama di Klenteng Hok Tik Bio.
“Dulu, Klenteng memiliki grup karawitan sendiri, dipimpin Ibu Tan Hong Lie yang kini berusia 93 tahun. Anggotanya berasal dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Namun kini, grup tersebut sudah tidak aktif karena sebagian besar anggotanya telah lanjut usia atau wafat,” jelasnya.
Partisipasi SD Kartini dalam acara ini pun sudah berlangsung lama. Mereka kerap tampil melalui pertunjukan wushu, barongsai, liong, hingga karawitan.
“Di Klenteng Hok Tik Bio, kami menjunjung tinggi nilai kebersamaan. Tidak boleh ada sikap intoleran. Kami ingin menjaga semangat persatuan dalam keberagaman,” tegas Bambang.
Acara Imlek di Klenteng Hok Tik Bio ditutup dengan sembahyang Cap Go Meh pada Sabtu (8/2/2020), yang juga diramaikan oleh atraksi barongsai dan liong.
Prasetyo, warga Gedongsari, Kecamatan Banjarejo, turut mengapresiasi pelibatan generasi muda dalam acara ini.
“Menarik sekali melihat anak-anak mau belajar karawitan. Ini bukti bahwa seni tradisional kita masih bisa hidup berdampingan dengan budaya Tionghoa melalui kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Dengan semangat pelestarian budaya dan nilai-nilai toleransi, Klenteng Hok Tik Bio Blora terus menjadi ruang peribadatan yang terbuka dan penuh makna bagi masyarakat lintas budaya dan agama.