📜 Sejarah Klenteng Hok Tik Bio Blora
Klenteng Hok Tik Bio yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Blora, Jawa Tengah, merupakan salah satu tempat ibadah tertua di Kabupaten Blora. Nama “Hok Tik Bio” secara harfiah berarti “Kuil Kebajikan Bumi”, yang menunjukkan dedikasi klenteng ini kepada Dewa Bumi atau Hok Tek Ceng Sin sebagai pelindung dan pemberi berkah bagi umat.
Didirikan sekitar awal abad ke-20 oleh komunitas Tionghoa yang telah lama menetap di Blora, klenteng ini menjadi pusat spiritual dan sosial masyarakat keturunan Tionghoa. Berdirinya klenteng ini menunjukkan eratnya hubungan antara masyarakat Tionghoa dengan budaya lokal serta kontribusi mereka dalam kehidupan sosial dan ekonomi Blora.
Klenteng ini juga merupakan bagian dari Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD), yang memfasilitasi tiga ajaran utama: Konghucu, Taoisme, dan Buddha Mahayana. Di dalam klenteng terdapat berbagai altar dan rupang (patung suci) yang mewakili Dewa-Dewi dari ketiga ajaran tersebut, termasuk Dewa Bumi, Kwan Im (Dewi Welas Asih), dan Kongco Kong Tik Cun Ong.
Seiring perjalanan waktu, Klenteng Hok Tik Bio aktif menyelenggarakan berbagai kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya, seperti perayaan Imlek, Cap Go Meh, Festival Tiong Ciu, hingga kegiatan bakti sosial. Bahkan, klenteng ini juga terbuka bagi pelajar dan masyarakat umum untuk mengenal nilai-nilai budaya Tionghoa, melalui kunjungan edukatif dan pelatihan seni tradisi seperti Wayang Potehi dan Karawitan.
Pada masa kini, Klenteng Hok Tik Bio Blora dikelola oleh Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio yang dipimpin oleh Budilistijo Suboko, dengan dukungan penuh dari komunitas lokal. Klenteng ini menjadi contoh nyata bagaimana nilai-nilai spiritual, budaya, dan kemanusiaan bisa hidup berdampingan secara harmonis di tengah keberagaman Indonesia.
Klenteng Hok Tik Bio bukan sekadar bangunan ibadah, melainkan juga warisan sejarah dan budaya yang patut dilestarikan oleh seluruh warga Blora, tanpa memandang latar belakang agama atau etnis.