Cap Go Meh di Klenteng Hok Tik Bio Blora: Simbol Toleransi dan Harmoni Budaya.
Blora – Cuaca malam yang cerah mendukung suksesnya Perayaan Cap Go Meh 2576 Kongzili di Klenteng Hok Tik Bio Blora, Rabu (12 Februari 2025). Acara ini bukan hanya penutup rangkaian Tahun Baru Imlek, tapi juga simbol harmonisasi budaya yang dimiliki bersama oleh masyarakat Blora lintas suku dan agama.
Sejak sore, suasana Klenteng telah ramai. Sebagian warga keturunan Tionghoa mengenakan baju merah khas Imlek dan melaksanakan ritual sembahyang pukul 17.30 – 18.15 WIB. Di waktu yang bersamaan, warga lainnya sibuk menyiapkan lontong opor ayam, pisang goreng, dan berbagai kue tradisional sebagai hidangan khas Cap Go Meh.
Pertunjukan Barongsai dan Liang-Liong Meriahkan Acara
Sebelum sembahyang, pukul 16.30 – 17.30 WIB, penampilan liang-liong dan barongsai dari siswa SD Kartini Blora menyedot perhatian warga. Suasana semakin semarak saat kelompok Naga Mustika tampil mulai pukul 18.30 hingga 21.00 WIB, diiringi sorak-sorai dan tepuk tangan penonton yang antusias.
Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si, hadir bersama Forkopimda dan disambut hangat oleh panitia serta dua barongsai berwarna merah dan kuning.
“Perayaan Imlek ini sudah menjadi bagian dari kita semua. Anak-anak, warga, semua bergembira bersama. Tidak ada lagi sekat yang memisahkan,” ungkap Bambang Suharto, Sekretaris Yayasan TITD Klenteng Hok Tik Bio Blora.
Sambutan Bupati dan Harapan Tahun Baru
Dalam sambutannya, Mas Arief (sapaan akrab Bupati Blora) mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek 2576 dan mengajak semua elemen masyarakat untuk terus melestarikan tradisi budaya seperti barongsai dan liang-liong yang telah menjadi kekayaan budaya Indonesia.
“Tradisi ini kita uri-uri. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, kesuksesan, dan dapat terus menjaga toleransi di Blora,” ujar Mas Arief sembari memberikan angpao kepada para pemain barongsai dan berfoto bersama warga.
Makna Cap Go Meh dan Simbol Harapan Baru
Cap Go Meh menandai hari ke-15 sekaligus penutup dari masa perayaan Tahun Baru Imlek. Dalam tradisi Tionghoa, momen ini dipenuhi harapan dan doa saat bulan bersinar penuh di langit.
Secara etimologi, istilah “Cap Go Meh” berasal dari bahasa Hokkien: Cap (sepuluh), Go (lima), dan Meh (malam), yang berarti malam kelima belas bulan pertama dalam kalender lunar.
Suka Cita dan Dokumentasi Warga
Sejumlah warga tampak mengabadikan momen ini menggunakan kamera gawai. Anak-anak dan orang dewasa tampak senang menikmati pertunjukan serta mencicipi lontong opor ayam hangat yang disajikan.
“Senang banget bisa nonton barongsai, swafoto juga, tadi makan lontong Cap Go Meh, enak,” ujar Refani, salah satu warga Blora yang hadir.
Pengamanan acara dilakukan secara ketat oleh jajaran Polres Blora dan TNI Kodim 0721 untuk memastikan kondisi aman dan kondusif selama perayaan berlangsung.
Penutup
Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Hok Tik Bio Blora menjadi bukti nyata bahwa keragaman adalah kekuatan bangsa. Dengan semangat kebersamaan dan rasa saling menghormati, momen ini menjadi bagian dari warisan budaya yang mempererat persatuan dan keberagaman di Kabupaten Blora.